BAB 1
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Dari semua fungsi manajemen, kepimpinan (leadership)
melibatkan para manajer paling langsung dengan bawahan. Dengan demikian
memimpin merupakan bagian sentral dari peran manajer, yang meliputi bekerja
bersama-sama dan melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk
sebagian besar kemampuan leadership manajer yaitu kemampuan manajer untuk
memotivasi, mempengaruhi, mengarahkan, dan berkomunikasi dengan bawahan yang
akan menentukan efektivitas manajer.Karena setiap di dalam lingkungan kerja
kita selalu berhadapan dengan kondisi mental yang lemah dan pada saat itu kita
bisa mendapatkan masukan atau saran yang dapat membangkitkan semangat kita
kembali. Dalam kehidupan ini kita selalu memotivasi diri kita untuk lebih dari
orang lain, tidak hanya di dunia kerja saja kita harus di motivasi agar menjadi
lebih baik tetapi dalah kehidupan sehari-hari.
Kegiatan ini, mendorong mental kita untuk lebih maju lagi.Motivasi berasal dari
kata movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi
mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau
bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang
telah ditentukan.
Motivasi adalah
keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong
keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai
suatu tujuan. Motivasi bukanlah sesuatu yang dapat diamati, tetapi
merupakan hal yang dapat disimpulkan adanya karena
sesuatu perilaku yang tampak.
Motivasi merupakan
masalah yang kompleks dalam organisasi karena kebutuhan dan keinginan setiap
anggota organisasi adalah berbeda-beda. Dan berkembang atas dasar proses
belajar yang berbeda .
1.2 Rumusan
Masalah
1.2.1
Apa
pengertian motivasi dan mengapa motivasi itu penting?
1.2.2
Bagaimana
pandangan lama dan sistem tentang motivasi dalam organisasi?
1.2.3
Bagaimana
cara memandang motivasi?
1.2.4
Apa
kebijakan dan tindakan organisasi dalam memotivasi karyawan?
1.2.5
Apa teknik yang digunakan oleh manajer untuk
mengubah perilaku bawahan?
1.2.6
Bagaimana
aturan untuk menggunakan pengkondisian operant?
1.3 Tujuan
1.3.1
Untuk
mengetahui pengertian motivasi serta pentingnya motivasi
1.3.2
Untuk
mengetahui pandangan lama dan system tentang motivasi
1.3.3
Untuk
mengetahui cara memandang motivasi dalam organisasi
1.3.4
Untuk
mengetahui kebijakan dan tindakan organisasi dalam memotivasi karyawan
1.3.5
Untuk
mengetahui teknik yang digunakan manajer untuk mengubah perilaku bawahan.
1.3.6
Untuk
mengetahui aturan untuk pengkondisian operant
BAB
2
Pembahasan
2.1 Pengertian Motivasi dan
Pentingnya Motivasi
Motivasi berasal dari kata movere yang berarti
dorongan atau menggerakkan.Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya
ditujukan pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi
mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau
bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah
ditentukan. Berikut merupakan beberapa definisi motivasi :
Menurut Malayu S.P. Hasibuan
(2005:143).
”Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang
menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja
efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan”.
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara
(2007:93).
“Motivasi adalah kondisi yang menggerakan pegawai agar
mampu mencapai tujuan dari motifnya”.
Menurut Marihot Tua Efendi Hariandja
(2002:321).
“Motivasi adalah faktor-faktor yang mengarahkan dan
mendorong perilaku atau keinginan seseorang”.
Menurut T. Hani Handoko (2003:252).
“Motivasi
adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan”.
Dari beberapa pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan dalam mengarahkan individu yang
merangsang tingkah laku individu serta organisasi untuk melakukan tindakan
dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang
menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja
giat dan antusias untuk mencapai hasil yang optimal.Motivasi semakin penting
karena manajer membagikan pekerjaan pada bawahannya untuk dikerjakan dengan
baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan.
Perusahaan tidak hanya mengharapkan karyawan mampu, cakap
dan terampil tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan
untuk mencapai hasil kerja yang maksimal.Kemampuan dan kecakapan karyawan tidak
ada artinya bagi perusahaan jika mereka tidak mau bekerja giat.
Sehingga motivasi penting karena
manajer , menurut definisi bekerja bersama dan melalui orang lain. Mereka
memerlukan pemahaman tentang mengapa orang berbuat seperti yang mereka lakukan
sehingga mereka dapat mempengaruhi orang untuk bertindak sesuai dengan
keinginan organisasi.Motivasi membingungkan karena motif (penyebab orang
bertindak) tidak dapat diamati atau diukur secara langsung, ini harus diduga
dari perilaku manusia.Motivasi bukanlah satu-satunya yang mempengaruhi tingkat
prestasi seseorang. Ada 2 faktor lain yang terlibat yaitu, kemampuan
perseorangan dan pemahamannya tentang perilaku apa yang diperlukan untuk
mencapai prestasi tinggi , factor ini disebut persepsi peran. Motivasi ,
kemampuan, dan persepsi peran saling berkaitan. Jadi jika salah satu factor
rendah , tingkat prestasi cenderung akan rendah, meskipun factor-faktor lainnya
tinggi.
2.2 Pandangan Lama tentang Motivasi
dalam Organisasi
Teori-teori manajemen telah berubah
dengan berjalannya waktu untuk menyesuaikan perubahan pada sifat pekerjaan
manajer.Pada berbagai tahap yang berbeda dalam evolusi pemikiran manajemen,
para manajer menganut teori-teori atau model-model motivasi yang
berlainan.Keyakinan yang dimiliki manajer tentang motivasi merupakan penentu
yang penting dalam hal bagaimana mereka berusaha untuk memanajemeni orang. Ada
3 model motivasi :
A. Model
Tradisional
Model
Tradisional tentang motivasi dimulai oleh Frederick Taylor dan Mazhab manajemen
ilmiah ( scientific management school ). Mazhab ini berpendapat bahwa aspek
yang penting dari tugas manajer adalah memastikan bahwa para pekerja
melaksanakan tugas mereka yang berulang-ulang dan membosankan dengan cara yang
paling efisien. Perspektif ini menganggap bahwa para pekerja pada dasarnya
pemalas dan bahwa para manajer memahami
tugas para pekerja lebih baik daripada pekerjaannya sendiri.
B. Model
Hubungan Manusia ( Human Relations Model )
Pendekatan
tradisional terhadap motivasi tidak lagi memadai.Elton Mayo dan peneliti
hubungan manusia lainnya menemukan bahwa kontak-kontak sosial yang dilakukan
oleh para karyawan di waktu kerja juga penting dan bahwa tugas yang menjemukan
dan berulang secara sendirinya merupakan faktor dalam mengurangi motivasi.Mayo
dan yang lainnya juga percaya bahwa manajer dapat memotivasi karyawan dengan
mengakui kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa berguna dan
penting.Pada model tradisional, pekerja diharapkan untuk menerima wewenang
manajemen dengan imbalan dimungkinkannya upah yang tinggi dengan sistem yang
efisiensi yang dirancang oleh manajemen dan dilaksanakan oleh pekerja,
sedangkan dalam model hubungan manusia, pekerja diharapkan untuk menerima
wewenang manajemen karena supervisor memperlakukan mereka dengan tenggang rasa
dan memperhatikan kebutuhan mereka.
C. Model
Sumber Daya Manusia
Para
ahli teori seperti MCGregor dan Maslow, dan para peneliti seperti Argyris dan
Likert, mengkritik model hubungan manusia sebagai sekedar pendekatan yang lebih
canggih untuk memanipulasi karyawan. Para ahli teori ini mengatakan bahwa
karyawan dimotivasi oleh banyak faktor- bukan hanya uang, atau keinginan akan
kepuasan, tetapi juga kebutuhan akanpencapaian dan pekerjaan yang berarti. Dari
sudut pandang sumber daya manusia, manajer tidak boleh memaksa karyawan untuk
menuruti sasaran manajerial model tradisional, atau memanipulasi mereka dengan
perlakuan yang penuh tanggung rasa, seperti pada model hubungan
manusia.Sebaliknya, manajer harus membagi tanggung jawab untuk mencapai sasaran
oraganisasi dan perorangan, dengan masing-masing orang berkontribusi atas dasar
minat dan kemampuannya.
Model Tradisional
|
memberikan
insentif
Model
Hubungan Manusia
|
Mempertimbangkan
kebutuhan
Sosial karyawan
Model
Sumber Daya Manusia
|
Menawarkan
tanggungjawab
Yang bertambah
2.2.1 Pandangan Sistem dari
Motivasi dalam Organisasi
Banyak pandangan yang berbeda
mengenai motivasi, bagaimana manajer dapat memanfaatkan pengetahuan yang ada
sekarang untuk meningkatkan pemahaman mereka mengenai bagaimana itu bekerja
dalam organisasi. Lyman Porter dan Raymond Miles mengatakan bahwa perspektif
sistem dari motivasi akan merupakan yang paling berguna bagi para manajer.
Sistem terdiri dari tiga variabel yang mempengaruhi motivasi dalam organisasi :
karakteristik perorangan, karakteristik pekerjaan, dan karakteristik situasi
pekerjaan.
a. Karakteristik
Perorangan ( Individual Characteristics )
Adalah
minat, sikap, dan kebutuhan yang di bawa oleh seseorang ke dalam situasi kerja.
b. Karakteristik
Pekerjaan ( Job Characteristics )
Adalah
atribut dari tugas karyawan dan meliputi besarnya tanggung jawab, variasi
tugas, dan sejauh mana pekerjaan itu sendiri memberikan kepuasan.
c. Karakteristik
Situasi Pekerjaan ( Work Situasion Characteristics )
Adalah
faktor-faktor dalam lingkungan kerja individu.
Variabel
yang Mempengaruhi Proses Motivasi dalam Situasi Organisasi
Karakteristik Perorangan
|
Karakteristik
Pekerjaan
|
Karakteristik
Situasi Pekerjaan
|
1.
Minat
2.
Sikap ( contoh ) :
-
Terhadap dirisendiri
-
Terhadap aspek-aspek situasi pekerjaan
3.
Kebutuhan (contoh) :
-
Rasa aman
-
Sosial
|
Contoh :
1.
Tipe imbalan intrin
2.
Tingkat otonomi
3.
Jumlah umpan balik prestasi langsung
4.
Tingkat variasi tugas
|
1.Lingkungan kerja
a. rekan
b. supervisor
2. Tindakan Organisasi
a. pelaksanaan imbalan
- imbalan seluruh sistem
- imbalan perorangan
b. iklim organisasi
|
Karakteristik Perorangan
|
Karakteristik Pekerjaan
|
Karakteristik Situasi Pekerjaan
|
2.3
Cara Memandang Motivasi
Adalah hal yang bermanfaat untuk meninjau beberapa dari klasifikasi utama teori motivasi, karena masing-masing pandangan teoritis akan memberikan keterangan mengenai bagaimana motivasi mempengaruhi prestasi kerja. Pembedaan dilakukan atas dasar teori kepuasan ( conten Theory), yang memusatkan pada “apa” dari motivasi. Teory pengukuhan (reinforcement) pendekatan yang ketiga, menitikberatkan pada cara dimana prilaku dipelajari.
A. TEORI KEPUASAN
Adalah hal yang bermanfaat untuk meninjau beberapa dari klasifikasi utama teori motivasi, karena masing-masing pandangan teoritis akan memberikan keterangan mengenai bagaimana motivasi mempengaruhi prestasi kerja. Pembedaan dilakukan atas dasar teori kepuasan ( conten Theory), yang memusatkan pada “apa” dari motivasi. Teory pengukuhan (reinforcement) pendekatan yang ketiga, menitikberatkan pada cara dimana prilaku dipelajari.
A. TEORI KEPUASAN
Pendekatan
kepuasan dikaitkan dengan nama seperti maslow, Mc Gregor, Herzberg, Atkinson,
dan McClelland. Beberapa diantaranya dikenal baik oleh para manajer karena
penulis-penulis ini mempunyai pengaruh yang kuar dalam bidang manajemen dan
telah mempengaruhi pemikiran dan tindakan para manejer praktisi.
Pandangan
kepuasan menekankan pengertian tentang faktor-faktor didalam individu yang
menyebabkan bertindak dengan cara tertentu. Pandangan ini berusaha menjawab
pertanyaan-pertanyaan seperti kebutuhan apa yang dicoba dipuaskan oleh
seseorang? Apa yang mendorong mereka bertindak ?.menurut pandangan ini,
seseorang mempunyai kebutuhan dalam (inner needs) yang membuat mereka bersemangat,
ditekan, aray bertindak atau berlaku menurut cara-cara yang akan membawa ke
arah pemuasan kebutuhan mereka. Sebagai contoh, seorang karyawan yang mempunyai
kebutuhan prestasi (pencapaian) yang kuat dapat dimotivasi untuk bekerja diluar
jam kerja agar dapat menyelesaikan tugas yang sukar tepat waktu. Karyawan
dengan kebutuhan yang kuat akan penghargaan (self esteem) dapat dimotivasi
untuk bekerja dengan sangat hati-hati untuk menghasilkan pekerjaan yang bermutu
tinggi.
- Model Teori Kepuasan dari motivasi
Sekilas , pendekatan ini tampak sederhana. Pendekatan ini
mengatakan bahwa manajer dapat menentukan kebutuhan bawahan dengan mengamati
tindakan-tindakan mereka dan bahwa manajer dapat meramalkan tindakan bawahan
dengan mngetahui kebutuhan mereka. Tetapi, dalam praktek, motivasi jauh lebih
rumit. Ada beberapa sebab untuk kerumitan ini.
Pertama, kebutuhan sangat berbeda pada setiap orang, dan
berubah sepanjang waktu. Tambahan lagi, perbedaan individu sangat mempersulit
tindakan motivasi para manajr. Banyak manajer yang ambisius, sangat bermotivasi
untuk memperoleh kepuasan dan status, merasa sukar untuk mengerti bahwa tidak
semua orang mempunyai nilai-nilai dan semangat seperti yang mereka miliki.
Sebagai akibatnya, manajer seperti ini menemukan bahwa mencoba “memotivasi”
bawahan merupaka pengalaman yang menjengkelkan dan mengecilkan hati.
Kedua, cara dimana kebutuhan akhirnya diterjemahkan jedakam
tindakan juga sangat berbeda diantara indinvidu. Seorang dengan kebutuhan akan
rasa aman yang kuat mungkin akan “mencari amannya saja” dan menghindarkan untuk
menerima tanggung jawab karena takut gagal dan dipecat. Orang lain dengan
kebutuhan akan rasa aman mungkin akan
mencari tanggungjawab karena takut dipecat dengan alasan prestasi buruk.
Akhirnya reaksi seseorang terhadap pemenuhan kebutuhan atau
tidak terpenuhinya kebutuhan akan berbeda. Seorang dengan jebutuhan akan rasa
aman yang tinggi yang gagal mencapai tujuannya ( misalnya, kedudukan di
Universitas) akan menjadi frustasi dan menyerah. Orang lain yang mungkin akan termotivasiuntuk
melipatgandakan usahanya (misalnya, dengan menulis dan menerbitkan
artkel-artikel ilmiah tambahan).
Makn banyak kita mengetahui tentang irang disekeliling kita (
dan dirikita sendiri), akan makin baik kemampuan kita untuk memahami kebutuhan
mereka dan apa yang memotivasi mereka, tetapi prilaku manusia tergantung pada
begitu banyak kerumitan dan alternatif sehinga kita sering kali terjerumus
membuat pikiran yang tidak tepat.
B.
TEORI PROSES
Pendekatan proses tidak menitikberatkan pada pemuasan
kebutuhan dan sifat pendorong dari kebutuhan tersebut, tetapi lebih menekankan
pada bagaimana dan dengan tujuan apa seseorang termotivasi.
Menurut pandangan ini, kebutuhan hanyalah salah satu elemen, dalam proses lewat
mana seseorang munkin melihat peluang yang kuat umtuk menerima imbalan tertentu
(misalnya, kenaikan gaji). Jika ia bertindak dengan cara tertentu (misalnya, dengan bekerja keras). Imbalana\
ini akan menjadi perangsang atau motif dari prilakunya.
Dasar untuk teori proses dari motivasi dalah gagasan tentang
penharapan (expetancy) yaitu apa yang seseorang perkirakan akan terjadi sebagai
hasil dari prilakunya. Sebagai contoh, jika seseorang berharap bahwa dengan
menepati batas waktuia akan menerima pujian dari atasan dan bahwa jika dia tidak
tepat waktu dia akan menerima celaan.
Otomatis orang tersebut akan terpacu untuk lebih mendapat pujian dengan
bekerja tepat waktu.. sebaliknya, jika orang ini memperkirakan bahwa dengan
bekerja tepat waktu, dia tak akan mndapat pujian, ia mngkin tak akan
termotivasi.
Faktor lain dalam motivasi adalah derajat atau kekuatan dari
prefensii seseorang terhadap hasil yang diharapkan. Sebagai contoh, jika
sesorang memperkirakan bahwa melampaui kuota prooduksi akan membawanya ke arah
promosi menjadi supervisor dan jika ia sangat ingin untuk dipromosi maka ia
akan sangat termotivasi untuk melampaui kuota produksi
C. TEORI
PENGUKUHAN
Teori pengukuhan ( reincoftment theory) yang dikaitkan dengan
B.F Skiner dan yang lainnya seringkali disebut “pengorganisasian operant”
(operant conditioning)atau “modifikasi prilaku” (behavior modification). Teori
ini tidak menekankanpada konsepmotif ataupun proses teori motivasi, melainkan
membahas tentang bagaimana akibat
dari suatu tindakan dimasa dimasa yang lampau mempengaruhi tindakan dimasa yang
akan datang dalam suatu proses blajar siklis. Menurut pandangan ini, orang
bertindak sesuatu karena dimasa yang lalu mereka mengalami bahwa prilaku
tertentu dikaitkan dengan hasil yang menyenangkan dan prilaku tertentu yang
lain terkait dengan hasil yang tidak menyenangkan. Karena orang pada umumnya
lebih menykai hasil yang menyenangkan, mereka cenderung untuk menaati hukum dan
perintah resmi manajer. Karena mereka beajar disekolah dan dirumah bahwa
penentangan akan berakibat pada hukuman.
2.4 Kebijakan dan Tindakan
Organisasi dalam Memotivasi Karyawan
Motivasi
yaitu hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia yang
selalu menjadi bahan yang penting dan
membingungkan bagi para manajer. Manajer memerlukan motivasi karena menurut
definisi manajer bekerja sama dengan orang lain. mereka memerlukan pemahan dari
manajer untuk bertindak sesusai dengan keinginan organisasi. Motivasi membingungkan
karena (penyebab orang bertindak) tidak dapat diukur langsung dan diamati dari perilaku manusia tersebut. Elton Mayo
menjelaskan bahwa kontak kontak sosial
yang dilakukan oleh para karyawan diwaktu kerja juga penting dan bahwa tugas
yang menjemukan dan berukang seecara sendirinya merupakan faktor dalam
mengurangi motovasi. Mayo juga percaya bahwa manajer juga dapat memotivasi
karyawan dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa
berguna dan penting.sebagai akibatnya karyawan mendapatkan beberapa kebebasan
untuk membuat keputusan dalam pekerjaan, perhatian yang lebih besar diberikan
kepada kelompok kerja informal organisasi karena lebih banyak informasi yang
yang diberikan kepada keryawan mengenai keinginan manajer dan tentang operasi
organisasi.
Karakteristik situasi kerja
dibedakan menjadi 2 golongan; Lingkungan kerja langsung dan tindakan organisasi
seecara keseluruhan. Lingkungan kerja langsung meliputi sikap dan tindakan
rekan kerja dan atasan dari tempat kerja.berbagai penelitian menemukan
bahwa kelompok rekan sekerja dalam
situasi kerja dapat mempunyai pengaruh
yang sangat besar terhadap motivasi dan prestasi seseorang. kebanyakan orang
menginginkan persahabatan dan pengakuan dari rekan, dan akan bertingkah-laku
sesusai dengan norma norma dan nilai-nilai dari kelompok.
Supervisor ( atasan ) langsung
sangat mempengaruhi motivasi dan prestasi karyawan dengan contoh dan petunjuk
serta lewat penghargaan dan hukuman yang mereka berikan, dari pujian, kenaikan
gaji, dan promosi sampai kritik, penurunan pangkat dan pemutusan hubungan
kerja. Merka juga sangat mempengaruhi rancangan kerja dan iklim lingkungan
kerja.
Kebijakan personalia, seperti skala
gaji dan tunjangan karyawan (cuti, pension dan sebagainya) umumnya mempunyai pengaruh
kecil saja terhadap prestasi individu.tetapi kebijakan ini sangat mempengaruhi
karyawan untuk tetap tinggal dalam atau meninggalkan organisasi, serta
mempengaruhi pula kemampunannya untuk menarik karyawan baru.
Sistem imbalan (Reward System)
organisasi menuntun tindakan- tindakan yang secara umum mempunyai pengaruh
besar terhadap prestasi dan motivasi karyawan tertentu. Kenaikan gaji, bonus
dan promosi dapat memberikan pemotvasi
yang kuat terhadap prestasi seseorang asalkan ini diatur secara efektif.
sebagai manajer kita ingin memotivasikaryawan kepada prestasi tingkat tinggi , kepada kesetiaan dan keikatan pada
organisasi dan kepada stabilitas dalam pekerjaan.
2.5
Teknik yang Digunakan Untuk Mengubah Perilaku Karyawan
Seperti
apa yang dijelaskan sebelumnya bahwa motivasi adalah proses yang menjelaskan
intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga
elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan.
Selain
itu motivasi juga merupakan suatu hal yang menyebabkan kebingungan bagi para
manajer karena motivasi merupak suatu hal penting bagi manajer untuk dapat
membangun perusahaan atau menjalankan segala prosedur perusahaan bersama dengan
karyawan-karyawannya.Sebab dari motivasi itulah para karyawan dapat menjadi
lebih bersemangat dalam menjalankan tugas-tugasnya di perusahaan memberikan
prestasi dalam pekerjaan. Akan tetapi motivasi bukanlah satu-satunya yang hal
yang dapat mempengaruhi tingkat prestasi seseorang sebab ada dua faktor lain
yang terlibat yaitu kemampuan perseorangan dan pemahamannya tentang perilaku
yang diperlukan untuk mencapai prestasi tinggi, faktor ini disebut faktor
peresepsi peran ( role perception) dan motivasi merupakan kemampuan dan
persepsi yang sangat berkaitan. Jadi apabila salah satu faktornyarendah maka
prestasi akan menurun walaupun factor-faktor lainnya tinggi.
Ada
beberapa teknik yang digunakan manajer untuk mengubah perilaku bawahan yaitu:
1. Penguat positif, bisa penguat primer seperti sandang, pangan, papan atau penguat sekunder seperti pengharapan.
2. Penguat negatif, individu akan mempelajari perilaku yang membawa konsekuensi tidak menyenangkan dan kemudian menghindari perilaku tersebut di masa yang akan datang.
3. Pemadaman, dilakukan dengan meniadakan penguatan. pemadaman mengurangi perilaku yang tidak diharapkan.
4. Hukuman, melalui mana manajer mencoba untuk mengubah perilaku bawahan yang tidak tepat dengan pemberian konsekuensi-konsekuensi negatif.
1. Penguat positif, bisa penguat primer seperti sandang, pangan, papan atau penguat sekunder seperti pengharapan.
2. Penguat negatif, individu akan mempelajari perilaku yang membawa konsekuensi tidak menyenangkan dan kemudian menghindari perilaku tersebut di masa yang akan datang.
3. Pemadaman, dilakukan dengan meniadakan penguatan. pemadaman mengurangi perilaku yang tidak diharapkan.
4. Hukuman, melalui mana manajer mencoba untuk mengubah perilaku bawahan yang tidak tepat dengan pemberian konsekuensi-konsekuensi negatif.
2.6 Pengkondisian Operant
B.F.
Skinner mengemukakan pendekatan lain terhadap motivasi yang mempengaruhi dan
merubah perilaku kerja yaitu teori pembentukan perilaku atau pengkondisian
operant (operant conditioning).
Pendekatan ini didasarkan atas hukum akibat (law of effect) yang menyatakan bahwa perilaku yang pernah
mendapatkan akibat yang bermanfaat cenderung akan diulangi, sedangkan perilaku
yang menghasilkan konsekuensi negatif, atau hukuman cenderung tidak akan
diulangi. Dengan demikian perilaku individu di waktu mendatang dapat diperkirakan
atau dipelajari dari pengalaman di waktu yang lalu.
Proses
pengkondisian operant dapat dinyatakan sebagai berikut:
Rangsangan → Tanggapan → Konsekuensi
→ Tanggapan yang akan datang
|
Jadi,
perilaku (tanggapan) individu terhadap suatu situasi atau kejadian (rangsangan
atau stimulus) adalah penyebab konsekuensi tertentu. Bila konsekuensi itu
positif, individu akan memberikan tanggapan sama terhadap situasi yang sama,
tetapi bila konsekuensinya tidak menyenangkan individu akan cenderung merubah
perilakunya untuk menghindarkan dari konsekuensi tersebut.
Hal ini memberikan petunjuk bila
manajer akan mengubah perilaku bawahan, dia harus mengubah konsekuensi dari
perilaku tersebut. Sebagai contoh, seorang karyawan yang sering datang
terlambat dapat dimotivasi agar datang tepat pada waktunya (pengubahan
perilaku), dengan memberikan penghargaan untuk kedatangan yang tepat.
Keterlambatan juga dapat dihentikan dengan
pernyataan celaan yang keras. Namun penelitian menunjukkan bahwa pada
umunya lebih efektif dengan memberikan penghargaan atas perilaku yang
diinginkan dibanding hukuman bagi perilaku yang tidak diinginkan.
Empat
teknik yang dapat digunakan oleh manajer untuk mengubah perilaku bawahan:
1) Pengukuhan
Positif
Konsekuensi
yang mendorong pengulangan dari perilaku tertentu adalah pengukuhan akan
bersifat positif. Pengukuhan dapat bersifat primer ataupun sekunder.Pengukuhan
primer seperti minuman dan makanan yang memuaskan kebutuhan-kebutuhan biologis,
sedangkan pengukuhan sekunder seperti penghargaan berwujud hadiah, promosi, dan
uang.
2) Teknik
Penghindaran
Penghindaran
terjadi bilamana seseorang belajar untuk menghindari atau melarikan diri dari
konsekuensi yang tidak menyenangkan.Sebagai contoh, orang belajar untuk
menghindari kecelakaan.
3) Pemadaman
Pemadaman
dan hukuman dilakukan untuk mengurangi perilaku yang tidak diinginkan, dan
bukan untuk mengukuhkan perilaku yang diinginkan.Di tempat kerja, pemadaman
lazim digunakan untuk menangani karyawan yang terlalu ingin tahu atau karyawan
yang agak mengganggu.
4) Hukuman
Melalui
hukuman, para manajer mencoba memperbaiki perilaku bawahan yang tidak pantas
dengan memberikan konsekuensi negatif.Dengan memberikan kritik yang keras,
mengurangi pembayaran, meniadakan hak istimewa, dan penurunan pangkat.
W.
Clay Hammer telah mendefinisikan enam pedoman penggunaan teknik-teknik
pengkondisian operant, atau disebut teori belajar, yaitu:
1) Jangan berikan imbalan kepada semua
orang secara sama. Supaya menjadi pengukuh perilaku yang
efektif, imbalan harus didasarkan atas prestasi. Memberikan penghargaan kepada
tiap orang secara sama rata sebenarnya mengukuhkan prestasi yang buruk atau
rata-rata dan mengabaikan prestasi yang tinggi.
2) Sadarilah bahwa kelalaian untuk
memberikan tanggapan juga dapat mengubah perilaku.
Manajer mempengaruhi bawahan dengan apa yang tidak mereka lakukan selain juga
dengan apa yang mereka lakukan. Sebagai contoh, lalai untuk memuji bawahan yang
berjasa dapat menyebabkan bawahan tersebut berprestasi buruk di waktu yang akan
datang.
3) Pastikan untuk memberitahukan individu
apa yang dapat mereka lakukan untuk mendapatkan pengukuhan.
Menetapkan standar prestasi memungkinkan orang tahu apa yang harus mereka
lakukan untuk mendapatkan imbalan; mereka kemudian dapat menyesuaikan pola
kerja mereka sesuai dengan standar tersebut.
4) Pastikan untuk memberitahukan
individu apa kesalahan mereka. Jika manajer menahan
imbalan bagi bawahan tanpa menunjukkan mengapa dia tidak mendapatkan imbalan,
maka bawahan dapat menjadi bingung mengenai perilaku apa yang tidak dikehendaki
manajer. Bawahan mungkin juga akan merasa bahwa ia dipermainkan.
5) Jangan menghukum di hadapan orang
lain. Menegur bawahan kadang-kadang meruapakan cara yang
berguna untuk menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan. Tetapi, teguran di
muka umum akan membuat malu bawahan dan dapat menyebabkan semua anggota
kelompok kerja marah kepada manajer.
6) Bersikaplah adil.
Konsekuensi suatu perilaku harus sesuai bagi perilaku itu. Bawahan harus
menerima imbalan yang menjadi haknya. Lalai dalam menghargai bawahan secara
layak atau memberikan imbalan terlalu tinggi bagi yang tidak berhak akan
mengurangi pengaruh pengukuhan dari imbalan.
KESIMPULAN
Motivasi adalah subjek yang sangat
penting bagi para manajer, karena manajer harus mempengaruhi motivasi orang
untuk mencapai tujuan pribadi dan organisasi. Tetapi kemampuan serta presepsi seorang terhadap perannya
juga merupakan faktor penting dalam menentukan seberapa baik mereka akan
berprestasi.
Teori motivasi dapat dikelompokkan
sebagai kepuasan, proses, atau pengukuhan teori kepuasan menekankan pentingnya
semangat atau kebutuhan dalam diri seseorang sebagai penyebab tindakannya.
Teori proses menekankan pada bagaimana dan dengan tujuan apa seseorang akan
termotivasi. Teori pengukuhan atau belajar memusatkan pada bagaimana konsekuensi
dari tindakan seseorang di masa yang lalu mempengaruhi diperilakunya dimasa
yang akan datang. Teori- teori motivasi ini telah berkembang dari model
tradisional, yang mengatakan bahwa orang termotivasi oleh kebutuhan ekonomi,
lewat model hubungan manusia, yang menekankan kepuasan kerja sebagai
pemotivasi, sampai ke model sumberdaya manusia, yang mngatakan bahwa prestasi
yang tinggi menimbulkan kepuasan. Menurut model yang terakhir, orang akan
berprestasi sebaik- baiknya bila mereka dapat mencapai tujuan pribadi selain
juga tujuan organisasi.
Prespektif sistem pada motivasi
mengenali tiga variable yang mempengaruhi motivasi ditempat kerja :
karakteristik perorangan, yang mencakup minat,sikap, dan kebutuhan dari
seseorang, karateristik pekerjaan, yang merupakan atribut- atribut yang melekat
didalam tugas ; dan karakteristik situasi pekerjaan , yang meliputi kebijakan
personalia dan imbalan organisasi, serta sikap dan tindakan dari rekan sekerja
dan atasan.
Maslow berteori bahwa orang akan
termotivasi untuk memenuhi jenjang kebutuhan dengan kebutuhan akan aktualisasi
diri berada di jenjang teratas. McClelland menemukan bahwa kebutuhan akan
pencapaian sangat erat berkaitan dengan prestasi yang sukses ditempat kerja.
Herzberg mengembangkan pendekatan dua
faktor kepada motivasi kerja , pekerjaan , dan ketidakpuasann, dihubungkan
dengan faktor – faktor yang berkaitan dengan lingkungan pekerjaan.
Karakteristik dari situasi
pekerjaan, khususnya tindakan para manajer, mempunyai dampak yang kuat terhadap
motivasi.Penerapan yang tepat dari teknik – teknik modifikasi perilaku, yang
didasarkan atas teori belajar atauu prinsip – prinsip pengkondisian operant,
telah diketahui efektif dalam meningkatkan prestasi dan kepuasan karyawan. Teori belajar mengatakan bahwa perilaku yang
diikuti langsung dengan imbalan akan dikukuh dan cenderung untuk diulangi.
Sedangkan perilaku yang tidak dihargai atau dihukum cenderung tidak akan
diulangi Manajer dapat menggunakan berbagai tehnik pengukuhan , seperti
pengukuhan positive, penghindaran , pemadaman, atau hukuman.
Pendekatan
terpadu kepada motivasi meliputi pendekatan, pengharapan/martabat dan teori
keadilan. Model pengharapan memandang motivasi,prestasi,dan kepuasan sebagai
tergantung pada apa yang diaharapkan. Seesorang dari prestasi yang diniatkan,
beberapa banyak usaha yang diperkirakan akan diperlukan untuk mewujudkan
prestasi yang di inginkan dan martabat atau nilai, imbalan yang diharapkan bagi
seesorang. Teori keadlian mengatakan bahwa motivasi , prestasi, dan kepuasan seseorang
tergantung pada perbandingan antara kontribusi yang diberikan dan imbalan yang
diterima seseorang dengan kontribusi yang diberikan dan imbalan yang diterima
orang lain dalm situasi yang sama
Daftar
Pustaka
Handoko,
T. Hani. 2003. Manajemen. Yogyakarta:
BPFE-YOGYAKARTA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar